A. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Seorang anak bisa membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama, kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru.
Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya di dalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan).
Berdasarkan pengalaman yang ada, bahwa pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber) pesan. Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya. Melalui saluran (channel) seperti radio, televisi, OHP, film, pesan diterima oleh si penerima pesan melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan.
Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communication), bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic communication).[1] Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan atau kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut. Komunikasi akan efektif jika ditandai dengan adanya “area of experience” atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2] Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.[3] Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar sebagai upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya.[4]
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
2. Macam-macam Media Pembelajaran
Klasifikasi media bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Adapun semua penjelasnya sebagai berikut:
a. Dilihat dari Jenisnya
1) Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan.
3) Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini dibagi lagi kedalam:
a) Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara dan cetak suara.
b) Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
b. Dilihat dari Daya Liputnya
1) Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi.
2) Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film bingkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
3) Media untuk Pengajaran Individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Yang termasuk media ini modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
c. Dilihat dari Bahan Pembuatanya
1) Media Sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2) Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
3. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip pemilihan media merupakan hal apa yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sebagai dasar pertimbangan dalam menggunakan media pembelajaran. dalam menggunakan media pembelajaran hendaknya seorang guru harus dapat memilih media mana yang sesuai dengan materi yang diajarkan, artinya media pembelajaran haruslah fungsional sesuai dengan materi pembelajaran. pemilihan media tidak dilihat dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perencanaannya dalam membantu memperlancar proses pembelajaran.
Surdiman mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran sebagai berikut:
a. Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekadar hiburan saja mengisi waktu kosong? Tujuan pemilihan media ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
b. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
c. Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.[5]
4. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran adalah suatu proses dimana terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya guru harus menjelaskan sejumlah materi pelajaran kepada peserta didik. Didalam penyampaian materi tersebut selain menggunakan metode yang tepat, guru juga harus menggunakan media sebagai alat bantu penjelasan guru dalam proses belajar mengajar. Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi.
Nana Sudjana merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi enam kategori sebagai berikut:
a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
c. Media pembelajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
d. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.
e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap/memahami pengertian yang diberikan guru.
f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain, dengan menggunakan media maka hasil belajar yang dicapai peserta didik akan tahan lama dan diingat oleh peserta didik.[6]
Berdasarkan batasan-batasan mengenai batasan media di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pengajaran segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim pesan atau guru kepada penerima pesan (peserta didik) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sehingga terjadi proses belajar mengajar yang mempermudah peserta didik dalam memahami pesan tersebut.
5. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, di samping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini.
a. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran
1) Objektivitas
Unsur subjektivitas guru dalam memilih media pembelajaran harus dihindarkan. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pembelajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara obyektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pembelajaran menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.
2) Sasaran Program
Adapun sasaran program yang dimaksud disini adalah peserta didik, dimana peserta didik disini yang nantinya akan menerima informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi peserta didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya.
3) Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pembelajaran yang akan digunakan. Situasi dan kondisi seperti; ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya, jumlah peserta didik, motivasi dan minat peserta didik.
4) Kualitas Teknik
Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum. Barangkali ada rekaman audionya atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelum digunakan.
5) Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh peserta didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut bisa diminimalisir.
b. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Adapun kriteria pemilihan media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai adalah sebagai berikut:
1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya media pengajaran.
2) Dukungan terhadap bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
3) Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik selama pengajaran berlangsung.
6) Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir peserta didik, sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.[7]
C. PENGEMBANGAN MEDIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Salah satu criteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudian memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu, pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh guru. Di sini, penulis akan memilih salah satu dari jenis-jenis media yang ada, seperti kami ambil contoh adalah media yang berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide) yang nantinya bisa didemonstrasikan melalui power point agar proses pembelajaran semakin menarik dan membuat siswa semakin aktif di kelasnya.
Media sederhana ini kami buat agar siswa mempunyai rasa penasaran akan gambar yang didemonstrasikan melalui power point. Sifat gambar ini adalah linier dengan topik yang menarik perhatian siswa, serta mempunyai alur kejadian yang runtut. Media ini lebih cocok digunakan untuk siswa SD/MI yang dilakukan sebelum pelajaran dimulai, dengan tujuan, siswa lebih fresh dan lebih semangat belajarnya, meningkatkan rasa solidaritas yang tinggi, dan menumbuhkan rasa persaudaraan yang erat, karena sifat gambar kartun yang lucu dan berkarakter, penuh makna disetiap gambarnya dan colourfull. Di sinilah kita bisa mengetahui terjadinya proses interaksi antara guru dan siswa.
Sebelum kita masuk ke tema, kita awali dengan gambar menarik seperti berikut:
Gambar di atas apabila di slide show akan bergerak dan pastinya siswa akan berfikir bahwa pesawat terbang bisa berjalan dan bentuknya seperti burung yang mempunyai dua sayap dan dua kaki.
Setelah gambar di atas, saatnya kita lihat gambar berikut ini:
Jengger Ayam
Dari gambar-gambar di atas dapat kita telaah pada masing-masing gambar tersebut, bahwa dalam satu gambar dapat ditemui banyak makna dari satu kesatuan yang utuh (integrated). Jadi, dengan adanya media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Seperti contoh dialog berikut:
|
|
|
|
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi, kedudukan media dalam proses belajar mengajar itu sangat besar pengaruhnya dan lebih dapat menjamin pemahaman siswa. Sejalan dengan uraian ini, Yunus dalam bukunya Attarbiyatu watta’liim yang dikutip oleh Arsyad mengungkapkan sebagai berikut:[8]
انها أعظم تا ثيرا في الحواس واضمن الفهم
فما راء كمن سمع
Maksudnya: bahwasannya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan dapat menjamin pemahaman, …orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya.
Selanjutnya Ibrahim dalam bukunya Arsyad menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran karena:
تجلب السرور للتلاميذ وتجدّد نشاطهم
انها تساعد علي تثبيت الحقائق في اذهن التلاميذ
انهاتحيي الدرس
Maksudnya: media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka… membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.[9]
D. KESIMPULAN
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada dasarnya dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas peserta didik, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekan pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuhan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut yang mana alat-alat tersebut tentunya sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Pengembangan media pembelajaran merupakan usaha penyusunan program media pembelajaran yang lebih tertuju pada perencanaan media. Media yang akan ditampilkan dan digunkan terlebih dahulu direncanakan dan dirancang sesuai kebutuhan peserta didiknya. Guru harus bisa memilih dan memilah media mana yang cocok untuk usia peserta didiknya, serta tak kalah pentingnya harus dalam lingkup nilai-nilai keagamaan sehingga terbentuklah karakter siswa seperti; jujur, disiplin, berbudi pakerti luhur, cinta tanah air, penuh kasih sayang, rasa persaudaraan yang tinggi, dan penuh tanggung jawab.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Hamalik, Omar, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008.
Sardiman, Arif S, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 1990.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.
Susilana, Rudi, Media Pembelajaran:Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, Bandung: Wacana Prima, 2009.
[1] Rudi Susilana, Media Pembelajaran:Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, (Bandung: Wacana Prima, 2009), 4.
[2] Arif S. Sardiman, dkk, media pendidikan, (jakarta: rajawali pers, 1990), 3
[3] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), 138
[4] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991), 7
[5] Surdiman N, dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), 126
[6] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991), 75
[7] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 5
[9] Ibid…., 16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar